INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham Asia menguat, menghantar indeks MSCI Asia Pacific pada kenaikan terbesar sepekan di awal tahun. Naiknya penjualan ritel AS, telah menumbuhkan optimisme atas pemulihan ekonomi global.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0.6% ke 124.01, setelah sempat jatuh 0.2% di awal sesi, dengan perbandingan 9 saham menguat untuk 5 emiten yang jatuh. Indeks MSCI ini telah mengalami kenaikan 3% sepekan ini, terbanyak sejak periode yang berakhir pada 4 Desember lalu. Hal ini terjadi seiring rilisnya data ekonomi yang mendorong optimisme akan pertumbuhan kawasan.
“Pendapatan perusahaan akan membaik secara signifikan tahun ini, sebagai imbas pulihnya ekonomi global dan pengurangan biaya,” ujar Koichi Kurose, chief strategist Resona Bank Ltd. di Tokyo.
Futures Standard & Poor 500 sedikit berubah. Indeks naik 0.4% kemarin, menyusul rilisnya data penjualan ritel yang di atas estimasi analis. Hal ini mengindikasikan besarnya pengeluaran pada masa liburan, ketimbang antisipasi beberapa sektor perdagangan.
Penjualan comparable-store Desember naik 3%, tertinggi sejak April 2008, ujar Retail Metrics Inc. “Data ritel AS yang positif menunjukkan pemulihan pada ekonomi dan pasar AS,” ujar Yoshinori Nagano, senior strategist di Daiwa Asset Management Co. Tokyo.
Indeks Nikkei-225 naik 116.66 poin (1.1%) ke level 10.798,32, level tertingginya dalam 15 bulan terakhir. Saham eksportir menguat, atas pelemahan yen. Mata uang Jepang ini telah melemah ke level terendah dalam4 bulan atas dolar AS, setelah PM Jepang, Yukio Hatoyama mengatakan, pergerakan cepat di pasar valas bukan hal yang positif. Investors merespon pelemahan yen karena dapat mendongkrak laba eksportir ketika terjadi repatriasi.
Honda, yang memperoleh 44% penjualannya dari Amerika Utara dalam 6 bulan hingga September, naik 3.1% ke 3.185 yen. Selain itu, saingannya yang lebih besar, Toyota Motor Corp. melonjak 2.9% ke 3.960 yen.
Penguatan juga dialami saham elektronik seperti Nikon yang naik 4.4% ke level Y1.911 dan Sony naik 2.4% ke level Y2.809. Adapun produsen Chip-test Advantest naik 3.7% ke Y2.457 dan Tokyo Electron naik 2% ke Y6.000.
Indeks komposit Shanghai naik tipis 3,22 poin (0,1%) menjadi 3.196,00, setelah terpeleset 1.4% di awal sesi, akibat adanya kekhawatiran bahwa pemerintah China akan mengetatkan moneter untuk menghambat inflasi.
Bank sentral China telah menjual surat utang bertenor tiga bulan, pada suku bunga yang lebih tinggi. Ini adalah pertama kalinya dalam 19 pekan, setelah menyatakan fokusnya pada tahun ini adalah mengendalikan ekspansi kredit dan menghambat kenaikan harga.
“Ini hanya masalah waktu sebelum bank sentral kembali menaikkan suku bunga atau rasio cadangan,” ujar Wang Zheng, fund manager di Jingxi Investment Management Co. “Harga pasar saat ini negatif dan akan menjadi tahun yang sulit untuk melihat hasil baik dari ekuitas.”
Bank of China naik 0,5% menjadi CNY4.23 setelah anjlok 2,3% sejak Senin awal pekan ini. Sedangkan saham Industri & Commercial Bank of China menguat 0,4% menjadi CNY5.23 setelah turun 3,9%.
Indeks Kospi menguat 11,81 poin (0,7%) ke level 1.695,26. Hal ini dipicu keputusan Bank sentral Korea yang mempertahankan suku bunganya di level rendah 2% untuk 11 bulan berturu-turut, di tengah konflik dengan pemerintah terkait kebijakan pengetatan moneter.
Kondisi ini memberi imbas netral ke bursa saham, meski investor tetap mencermati indikasi langkah kebijakan bank sentral ini selanjutnya. "Kospi kembali memperkuat posisi hari ini atas rebound teknikal setelah kemarin turun tajam 1,3%," ujar Oh Tae-dong , analis Taurus Investment & Securities.
Doosan Heavy, produsen peralatan listrik terbesar di Korsel, naik 3.3% ke 87,600 won. Samsung Electronics Co., produsen semikonduktor, layar datar dan ponsel terbesar di Asia, naik 1% ke 821,000 won.
Namun, penurunan harga komoditas telah menghambat penguatan indeks MSCI. Material producers merupakan sektor terbesar yang menyeret turun indeks MSCI Asia Pacific, dimana future emas di New York turun 0.8%, sedangkan tembaga jatuh 0.4%. Indeks bursa logam London (The London Metal Exchange), indikator untuk 6 harga logam, terpantau jatuh 2.4% kemarin.
Saham Jiangxi Copper, produsen logam utama China turun 2.6% ke 40.21 yuan. Saham Korea Zinc Co., tambang seng terbesar kedua di dunia , tergelinciri 2,1% ke 206,500 won di Seoul.
Saham Santos Ltd., produsen migas terbesar ketiga di Australia, jatuh 1% ke A$14.29. Inpex Corp., perusahaan eksplorasi migas terbesar Jepang, turun 2.2% ke 717,000 yen. Future minyak di New York turun 0.6%, melanjutkan pelemahan kemarin sebesar 0.6%. [mdr]
sumber:inilah.com