Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Jumat, 08 Januari 2010

Prediksi Pasar Valas Rupiah Siap Lanjutkan Penguatan

Natascha & Ahmad Munjin

INILAH.COM, Jakarta – Nilai tukar rupiah Jumat (8/1) diperkirakan melanjutkan kenaikan. Selain derasnya aliran dana asing yang masuk, pelemahan dolar AS dan daya tarik pasar domestik pun berpotensi mengangkat rupiah.

Pengamat valas Integral Investama Tony Mariano memprediksikan rupiah masih akan menguat, seiring derasnya aliran capital inflow ke pasar domestik. meskipun secara teknikal, rupiah sudah mulai overbought. Hari ini, rupiah akan mencoba bertahan di kisaran 9.200 hingga 9.280 per dolar AS, “Namun, hingga akhir bulan, rupiah berpeluang menguat ke bawah 9.000 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM, Kamis (7/1) kemarin.

Menurutnya, penguatan rupiah didukung melemahnya dolar AS. Terutama karena rapat The Fed (FOMC) mengindikasikan belum ada kepastian untuk mengakhiri tingkat suku bunga rendah. Sebelumnya, Fed sempat mengatakan akan mempertahankan suku bunga rendah sepanjang 2010. “Tidak ada kepastian ini menyebabkan investor mencari imbal hasil yang lebih tinggi,” lanjutnya.

Dolar AS, lanjut Tony, juga tertekan akibat ekspektasi revaluasi yuan oleh China hingga 10%. Dampaknya, terjadi apresiasi pada hampir seluruh mata uang regional Asia. “Pasar mendaftarkan transaksi pada perbedaan imbal hasil dolar-rupiah. Sebab dolar dipastikan akan terus rendah, entah sampai kapan,” ujarnya.

Sentimen positif yang mengangkat rupiah, juga didukung ekspektasi pertumbuhan ekonomi domestik yang positif. Salah satu indikatornya adalah rendahnya inflasi Desember 2009 di level 0,33% dan dipertahankannya BI rate di level 6,5%. “Apresiasi rupiah menyebabkan biaya modal murah. Sehingga pertumbuhan ekonomi bisa dipercepat. Sebab kini juga didukung oleh investasi, tak hanya dari konsumsi semata,” tambahnya.

Menurutnya, penguatan rupiah hingga saat ini belum mengindikasikan terjadinya aksi profit taking. Ini berarti, laju penguatan rupiah akan semakin lancar. Apalagi rupiah masih menjadi primadona. Saat ini mata uang RI sedang digemari sebagai alat transaksi di pasar saham dan di aset investasi lainnya seperti obligasi dan SBI. “Hal ini mendorong pelaku pasar menempatkan investasinya di Tanah Air,” timpalnya.

Tony menuturkan, arus capital inflow lebih besar dibandingkan intervensi BI, yang dilakukan dengan membeli dolar AS. Karena itu, meski bank sentral masuk ke pasar, rupiah tetap akan menguat. “Tren rupiah saat ini memang sedang menguat sehingga menekan dolar AS di pasar domestik,” paparnya.

Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (7/1) kembali ditutup menguat 40 poin (0,431%) terhadap dolar AS menjadi 9.230/9.340.[vin/ast/mdr]


sumber: inilah.c0m

Tidak ada komentar:

Posting Komentar